Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Calon Dewan

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Keras! Sekjen PDIP Sebut Jokowi Mirip Soeharto Cara Mempertahankan Kekuasaan

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 03 April 2024 | 06:46 WIB
Share:
Presiden Jokowi disebut Sekjen PDIP mirip Presiden Soeharto. (Foto: Repro)
Presiden Jokowi disebut Sekjen PDIP mirip Presiden Soeharto. (Foto: Repro)

RAJAMEDIA.CO - Politik - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut memiliki kemiripan dengan Presiden ke-2 RI Soeharto. Keduanya berupaya mempertahankan kepemimpinannya dengan cara yang salah.

Keduanya, kata Hasto, mempertahankan kekuasaan melalui pemilu. Soeharto dan Jokowi dinilainya melakukan abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan, seperti memanfaatkan aparat negara.

Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDI) Hasto Kristiyanto dalam kegiatan Bedah Buku NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971 karya Ken Ward (1972) di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4).

"Apakah karakter (Jokowi dan Soeharto) sama? Nanti kita lihat," kata Hasto

Hasto mengungkit Pemilihan Umum (Pemilu) 1971. Soeharto saat itu berusaha mempertahankan kekuasaan dengan mengerahkan unsur-unsur negara.

"Waktu itu Badan Pengawas Pemilu (kini namanya Komisi Pemilihan Umum) ikut bermain," papar dia.
 
Hasto menyebut kondisi serupa terjadi dalam Pemilu 2024. Hasto menilai hanya Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang bekerja profesional.

"Yang lain kita lihat bagian dari skenario abuse of power," ujar Hasto.

Menurut Hasto, Soeharto punya waktu 18 bulan untuk mempersiapkan skenario mempertahankan kepemimpinan lewat operator politiknya, yakni Ali Murtopo, Amir Machmud, dan Sujono Mardani.

"Kalau Pak Jokowi berapa bulan? Saya belum bisa menjawab. Nah, kalau diukur pertama Pak LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) mengatakan bahwa di PDI Perjuangan sebenarnya banyak 70 persen, saya lupa angkanya, yang setuju perpanjangan jabatan pada 11 Maret 2022, itu artinya 19 bulan dipersiapkan. Kalau ditinjau Pak Anwar Usman menikah pada Juni itu 16 bulan," ujar Hasto.

Lanjut Hasto, era Soeharto membangun narasi pembangunan nasional, stabilitas politik, keamanan, akselerasi, dan modernisasi pembangunan 25 tahun ke depan dengan mimpi.

Para akademisi saat itu pun masuk dalam suatu kampanye akselerasi modernisasi. Namun, prosesnya minim kebebasan, demokrasi, dan hak untuk berserikat.

"Ini yang terjadi dan saya coba bandingkan kekuasaan Soeharto dan Jokowi sebenarnya ada kemiripan," tandas Hasto.rajamedia

Komentar: