Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Calon Dewan

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Kenaikan Harga Beras Salahkan Cuaca, Presiden Jokowi Tidak Memberi Solusi

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 03 Maret 2024 | 18:26 WIB
Share:
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. (Foto: Repro)
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. (Foto: Repro)

RAJAMEDIA.CO - Parlemen, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menyebut perkembangan harga beras yang semakin ‘ugal-ugalan’ dinilai sebagai harga beras tertinggi dalam sejarah.

Menurut Johan Rosihan, Kondisi harga beras yang semakin mahal dan stoknya di pasaran semakin langka ini, akibat dari kegagalan pemerintah dalam hal produksi beras dan buruknya tata kelola beras mulai dari hulu sampai ke hilir.

"Kita menyayangkan pernyataan Presiden Jokowi yang tidak bisa memberi solusi atas kenaikan harga beras bahkan hanya menyalahkan perubahan cuaca, sehingga produksi berkurang dan harga beras menjadi naik. Saya tegaskan persoalan beras tidak sesederhana itu,” ujar Johan melansir laman DPR RI, Minggu (3/3).

Johan membenarkan terjadinya penurunan produksi beras ini merupakan akibat perubahan iklim. Tetapi jumlahnya tidaklah signifikan.

Penyebab signifikan dari terus menurunnya produksi beras, Kata Johan, adalah terjadinya laju alih fungsi lahan dari pertanian ke nonpertanian yang terus meningkat setiap tahun, dan penurunan produktivitas padi dan beras akibat dari penggunaan pupuk dan pestisida berlebih.

Bahkan, Johan menilai Kebijakan impor beras selama ini yang selalu merugikan petani dan masyarakat luas menjadi sebab rusaknya kemandirian pangan nasional.

Politisi Fraksi PKS itu pun berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi persoalan beras ini.

"Bagi saya harus ada terobosan baru dari pemerintah untuk meningkatkan produksi beras, seperti optimalisasi seluruh daerah produksi beras dengan dukungan anggaran yang besar untuk kebutuhan benih, pupuk, alsintan dan irigasi yang prima sebagai langkah intensifikasi produksi," tegasnya.

"Saya mendorong peningkatan produksi beras melalui penggunaan padi unggul bersertifikat untuk mendongkrak produktivitas dengan sistem budidaya yang lebih baik dengan memberdayakan para penyuluh pertanian dan perlindungan kepada petani secara optimal,” ujarnya.

Johan juga menilai pemerintah telah gagal memperbaiki tata kelola beras mulai tata kelola harga, pasca panen, distribusi, manajemen stok, integrasi pasar beras, dan tata kelola konsumsi beras. Untuk itu menurutnya perlu banyak pembenahan pada pertanian Indonesia.rajamedia

Komentar: