Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Jangan Ragukan Gibran! Luhut: Dulu Jokowi Diremehkan, Sekarang Menjelma Sosok Tak Tergantikan

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 27 Oktober 2023 | 09:00 WIB
Share:
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Instagram/luhut.pandjaitan)
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Instagram/luhut.pandjaitan)

RAJAMEDIA.CO - Polhukam - Walau sedang terbaring sakit di Singapura, namun perhatian khusus tetap diperlihatkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
 
Luhut yang tengah proses pemulihan itu tetap mengikuti jalannya pencalonan presiden.

Sosok putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu belakangan ini menjadi buah bibir. Gibran maju sebagai cawapres pendamping Prabowo setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan seorang kepala daerah bisa mencalonkan diri di ajang Pilpres, kendati belum berumur 40 tahun.

Kembali ke Luhut, keputusan Gibran untuk terjun ke arena politik dengan hanya dua tahun pengalaman sebagai Walikota Solo, sudah dipertimbangkan mendalam.

"Hal ini berlaku pada keputusan Pak Prabowo dan Mas Gibran. Ketika melihat keduanya dideklarasikan sebagai pasangan Capres dan Cawapres, gambaran yang muncul di benak saya adalah simbiosis antara kebijaksanaan dan energi baru yang terpadu dengan sempurna," ujar Luhut di akun Instagram miliknya, dikutip Kamis, 26 Oktober 2023.

Meragukan

Majunya Gibran sebagai Cawapres pendamping Prabow, Luhut tak menampik adanya keraguan publik. Menurutnya hal ini hal yang biasa dan lumrah di negara dengan sistem demokrasi seperti Indonesia. Ia paham banyak sudut pandang berbeda.

Hanya saja, Luhut minta untuk tidak mencaci maki bahkan sampai meluapkan ujaran fitnah. Sebaliknya ia berharap publik memiliki adab untuk menyampaikan perbedaan.

"Banyak yang menyambut ini dengan rasa optimisme, namun juga ada yang melihatnya dengan kacamata keraguan.

"Tapi ini biasa saja, adalah hal yang lumrah di sebuah negara demokrasi seperti Indonesia, setiap warganya mengungkapkan pendapat berbeda-beda.

"Namun saya berharap agar setiap perbedaan pendapat sebaiknya bisa disampaikan dengan penuh adab, jauh dari caci maki dan ujaran fitnah yang tak berdasar," terang Luhut.

Jokowi diremehkan

Luhut menggarisbawahi sosok pasangan Prabowo dan Gibran bisa saling melengkapi.

Prabowo punya pengalaman yang bagus untuk Gibran, dan Gibran punya terobosan dan inovasi sebagai generasi muda.

"Negeri kita yang kaya bukan hanya dari sumber daya alam tetapi juga potensi besar generasinya, membutuhkan sinergi antara kebijaksanaan dari pengalaman dan inovasi generasi muda," kata Luhut.

Luhut mengingat bagaimana dahulu Jokowi diremehkan oleh banyak pihak. Namun ternyata menjelma menjadi sosok yang diperhitungkan.

"Masih terekam dalam ingatan saya bagaimana dahulu Pak Jokowi memasuki percaturan politik Indonesia," bukanya.

"Diremehkan berbagai pihak ketika maju sebagai kontestan, namun menjelma menjadi salah satu tokoh yang sangat diperhitungkan," katanya.

Kepemimpinan Jokowi selama dua periode, kata Luhut, bukan hal yang sederhana.

Luhut bahkan menilai sosok Jokowi saat ini memang sulit tergantikan di Indonesia.

"Memenangkan dua kali pemilihan presiden di Indonesia tidaklah sederhana, apalagi masih memiliki 80 persen lebih 'Approval rate' di setahun terakhir masa jabatannya," lanjut Luhut.

"Hal ini menjadi bukti betapa rakyat sangat mendukung berbagai program yang dikerjakannya serta melihat beliau sebagai pemimpin yang tak tergantikan di Indonesia," tukas Luhut.rajamedia

Komentar: