Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Calon Dewan

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Istana Jadi Ajang Konsolidasi Pemilu 2024! Begini Jawaban Sekjen PDIP

Laporan: CAREP-RM-1
Selasa, 09 Mei 2023 | 09:05 WIB
Share:
iSekretaris Jendral PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Senin  (8/5). -
iSekretaris Jendral PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Senin (8/5). -

RAJAMEDIA.CO - Politik - Sindiran Mantan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla, terkait tidak mengundang Partai NasDem dalam pertemuan para ketua umum partai politik di Istana Negara, Selasa, 2 Mei 2023 lalu ditanggapi santai Sekretaris Jendral PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.

Hasto Kristianyanto juga menyampaikan tindakan Joko Widodo yang memenaggil 6 ketua umum partai politik tersebut tidak bisa dianggap sebagai ikut campur dalam urusan pencapresan.

Menurut Hasto, pertemuan bersama 6 ketua umum partai politik bukanlah sesuatu yang baru dilakukan oleh presiden.

Hasto juga mengatakan bahwa pertemuan dengan 6 partai politik koalisi pemerintahan memang biasa dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya.

"Ya sebenarnya secara empiris ini juga dilakukan oleh presiden sebelumnya. Kemudian juga oleh pak Jusuf Kalla sekalipun ketika berbicara dan beliau kan juga menjadi dewan pengarah di dalam tim kampanye dari Pak Jokowi-KH Ma’rif Amin (di Pilpres 2019, red)," ujar Hasto Kristiyanto di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Senin, (8/5).

Hasto tak ingin ambil pusing. Ia mengatakan bahwa setiap orang bebas memberikan pendapatnya. Sebab itu, terkait pernyataan Jusuf Kalla, dirinya hanya menanggapi dengan santai.

"Tetapi tentu saja pak JK berpendapat, ya beliau memang punya kebebasan menyampaikan pendapatnya," imbuhnya.

Anies antitesa Jokowi

Hasto juga menjelaskan alasan Joko Widodo atau Jokowi tidak mengundang Partai NasDem.

Menurutnya, itu terkait dengan rekam jejak Anies Baswedan, sosok capres usungan Nasdem, yang menjadi antitesa dari Presiden Jokowi.

Sedangkan, kata Hasto, kebutuhan bangsa saat ini tentu saja meneruskan apa yang sudah dijalankan Jokowi.

"Mengapa bapak Surya Paloh tidak diundang, sangat jelas penjelasan dari bapak Presiden Jokowi, karena memang dari rekam jejak yang disampaikan oleh bapak Anies Baswedan, itu kan juga menunjukkan hal-hal yang sifatnya berbeda," jelas Hasto.

Meskipun demikian, sambung Hasto, Presiden Jokowi tentu saja akan mendengar segala masukan termasuk kritik yang disampaikan.

"Sebagai tokoh yang terus mendengarkan kritik, mendengarkan masukan, dan kepemimpinannya merangkul, bapak Jokowi mendengarkan seluruh aspek-aspek, masukan, kritik, dan sebagainya," demikian Hasto Kristiyanto.rajamedia

Komentar: