Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

SMRC: 75 Persen Masyarakat Tidak Suka Presiden Jokowi Bangun Dinasti Politik

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 17 November 2023 | 12:53 WIB
Share:
Kolase foto keluarga Presiden Jokowi. (Foto: Dok tribun)
Kolase foto keluarga Presiden Jokowi. (Foto: Dok tribun)

RAJAMEDIA.CO - Polhukam - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merulis hasil survei terkait dinasti politil penguasa dalam hal ini ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarga.

Hasilnya menunjukkan 68 persen responden setuju Presiden Jokowi sedang membangun politik dinasti. Sementara, sebanyak 75 persen responden tidak suka dengan politik dinasti tersebut.

Presiden Jokowi dinilai sedang membangun politik dinasti melalui anaknya Gibran Rakabuming yang menjadi wali kota Surakarta, menantunya Bobby Nasution yang menjadi wali kota Medan, dan anak bungsunya Kaesang Pangarep yang diangkat menjadi ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"(Sebanyak) 37 persen menjawab tahu dan 63 persen menjawab tidak tahu. Dari yang tahu, 68 persen menyatakan percaya pandangan Jokowi sedang membangun politik dinasti,” ujar pendiri SMRC Saiful Mujani dalam keterangannya, dilansir RMN, Jumat (17/11).

Saiful menegaskan walaupun umumnya publik tidak suka dengan praktik politik dinasti Presiden Jokowi, namun yang tahu masih relatif sedikit, yakni 37 persen.

"Ketika anda sosialisasikan politik dinasti seperti ini dan Presiden Jokowi dengan bukti-bukti yang ada telah melakukan politik dinasti, orang cenderung akan percaya dan umumnya akan mengatakan tidak suka,” ujar dia.

Selanjutnya, ada 24 persen responden yang menyatakan politik dinasti baik atau sangat baik, yang menyatakan buruk atau sangat buruk 53 persen, dan tidak jawab 22 persen.

Untuk populasi yang tahu politik dinasti, hanya 21 persen menyatakan hal itu baik atau sangat baik. Sementara itu, responden yang menyatakan buruk atau sangat buruk 75 persen, dan tidak jawab lima persen.

Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 29 Oktober-5 November 2023 kepada 2.400 responden dipilih secara acak (stratified multistage random sampling). Adapun margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 2,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.rajamedia

Komentar: