Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Calon Dewan

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Sekum Muhammadiyah: Fastabiqul Khairat Itu Bersaing Sehat, Unggul Di Atas Rata-Rata

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 08 Desember 2022 | 09:19 WIB
Share:
Sekum Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti/Repro
Sekum Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti/Repro

Raja Media (RM), Nasional - Potongan dari ayat Surat Al-Baqarah:148,  ‘Fastabiqul Khairat’ yang artinya ‘berlomba-lomba dalam kebaikan’ menjadi salah satu prinsip di Muhammadiyah.

Makna ‘berlomba-lomba dalam kebaikan’ di dalam Muhammadiyah tidak sekadar berkompetisi. Tetapi berkompetisi secara sehat dan ksatria.

Hal itu disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengutip dari laman muhammadiyah.or.id, Kamis (8/12).

Abdul Mu’ti mengistilahkan sebagai ‘gentleman competition’ (persaingan secara jantan) dan bukan ‘rivalry confrontation’ (konfrontasi berbasis rival).

“Kita ini Muhammadiyah itu hendaknya berupaya menjadi terbaik, tapi kalau tidak bisa, maka harus (tetap) di atas rata-rata,” terang Abdul Mu'tii  dalam peringatan 104 tahun Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (5/12) lalu.

“Kita bisa menjadi greater (lebih hebat) tapi bukan dengan meniadakan dan melumpuhkan yang lainnya, tapi dengan melampaui yang lainnya, itulah prinsip dari fastabiqul khairat,” imbuhnya.

Abdul Mu’ti menerangkan bahwa prinsip Fastabiqul Khairat telah dipahami oleh generasi awal Muhammadiyah.

Hal ini dapat dilihat dari kisah ketika Kiai Syudja’ pada tahun 1922 menyatakan keinginannya agar Muhammadiyah mendirikan rumah sakit menyaingi para misionaris Zending, termasuk juga menyediakan pelayanan sosial seperti panti asuhan dan sebagainya.

Ketika Kiai Syudja’ ditertawakan oleh banyak pihak karena dianggap cita-cita itu terlampau mustahil pada zamannya, Kiai Syudja’ menegaskan prinsip Fastabiqul Khairat dengan potongan syair Arab, “hum rijal wa nahnu rijal” (mereka dan kita sama-sama laki-laki).

“Semangat inilah yang menjadi kunci Muhammadiyah itu maju. Dalam buku Pak Alwi Shihab itu maka Muhammadiyah memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat,” jelas Mu’ti.

“Bersaing secara ksatria, bersaing dengan kualitas yang kita miliki. Bukan mengembangkan konfrontasi atau permusuhan dan rivalitas yang saling menjatuhkan. Inilah prinsip yang kemudian jadi landasan kenapa Muhammadiyah itu terus maju dan terus berkembang,” demikan tutup Abdul Mu'ti.rajamedia

Komentar: