Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Calon Dewan

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

PP Muhammadiyah Kunjungi PBNU Bahas Tiga Isu Strategis, Apa Saja?

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 25 Mei 2023 | 13:09 WIB
Share:
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Ketua Umum PBNU Yahya Qolil Staquf menyampaikan keterangan pers terkait kunjungan Pengurus PP Muhammadiyah ke PBNU. (Foto: Dok Muhammadiyah)
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Ketua Umum PBNU Yahya Qolil Staquf menyampaikan keterangan pers terkait kunjungan Pengurus PP Muhammadiyah ke PBNU. (Foto: Dok Muhammadiyah)

RAJAMEDIA.CO - Jakarta - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir melakukan kunjungan balasan ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jl. Keramat Raya, No. 164, Jakarta Pusat, Kamis (25/5).

Dalam itu turut menyertai, Sekretaris Umum Abdul Mu’ti, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Saad Ibrahim, Agus Taufiqurrahman beserta Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dan Izzul Muslimin.

Mlansir laman muhammadiyah.or.id, Haedar menyampaikan bahwa, kedatangannya ke Kantor PBNU merupakan kunjungan balasan pasca Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta pada 2022.

Meski demikian, antara Muhammadiyah dengan NU sudah menjalin komunikasi intensif baik secara formal maupun non-formal.

Dalam kunjungan itu, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Qolil Staquf menerima langsung rombongan PP Muhammadiyah. Dalam pertemuan itu, setidaknya ada tiga agenda penting yang dibicarakan yaitu meliputi bidang ekonomi, politik, dan kepemimpinan moral — menjelang gelaran Pemilu 2024.

Haedar memandang, antara Muhammadiyah dengan NU ini bagaikan dua sayap yang menerbangkan keislaman dan keindonesiaan. Pasalnya, alih-alih perbedaan yang tajam justru antara Muhammadiyah dengan NU ditemukan begitu banyak kesamaan.

"Kita ini di bolak-balik ya Islam. Maka dari itu kita terus mengelorakan Islam yg damai, mencerahkan dan memajukan.” Ungkap Haedar.

Terkait dengan itu, Ketua Umum PBNU Yahya Qolil Staquf sepakat bahwa, isu strategis dalam konteks keumatan dan kebangsaan saat ini adalah penguatan ekonomi yang berkeadilan, politik dan kepemimpinan moral supaya tidak terjadi lagi pembelahan akibat hajatan lima tahunan.

"Kami setuju dengan yang disampaikan oleh Muhammadiyah tentang urusan ekonomi, politik, dan moral. Sebab saat ini publik kehilangan sosok yg ditiru untuk urusan moral,” terang Gus Yahya biasa disapa.

Gus Yahhya, bercermin dari fenomena ‘akrobat’ politik pada Pemilu 2019, yang mengakibatkan pembelahan dan itu dirasakan sampai sekarang. Dirinya menghendaki adanya politik yang tidak membawa-bawa agama sebagai ‘kendaraan’ untuk meraup suara.

Dia memandang, para politisi yang akan maju dalam pertarungan Pemilu 2024 baiknya menyampaikan gagasan tentang kebangsaan yang lebih visioner, supaya pemilu lebih produktif.

Dalam menerima kunjungan tersebut Ketua Umum PBNU Gus Yahya juga didampingi oleh Wakil Ketua Umum Amin Said Husni, Wakil Sekjen Suleman Tanjung, Najib Ascha dan Imron Rosyadi Hamid.rajamedia

Komentar: