Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Calon Dewan

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Peresmian Perguruan Muhammadiyah Di Mimika Papua Tegaskan Jati Diri Muhammadiyah

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 17 Februari 2023 | 11:25 WIB
Share:
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir saat meresmikan Perguruan Muhammadiyah Mimika, pada Kamis (16/2)/Repro
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir saat meresmikan Perguruan Muhammadiyah Mimika, pada Kamis (16/2)/Repro

Raja Media (RM), Mimika -  Spirit Muhammadiyah adalah berkolaborasi bersama semua kelompok untuk menerjemahkan inti ajaran Islam, yaitu rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil-‘alamin).

Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir saat meresmikan Perguruan Muhammadiyah Mimika, pada Kamis (16/2) kemarin.

Menurut Haedar, pendirian Perguruan ini beserta seluruh amal usaha Muhammadiyah di manapun ditujukan untuk menghadirkan nilai utama (Al-qimmah al-fadhilah).

"Saya hadir di sini untuk meresmikan gedung Perguruan Muhammadiyah yang tadi dilaporkan sedemikian rupa perjuangannya dengan semangat kebersamaan dari saudara-saudara kami. Sehingga motto dengan bersatu dan bersaudara kita membangun, itulah semangat spirit Muhammadiyah dan itulah spirit Islam,” tegas.

Haedar mengatakan jika Muhammadiyah merawat tradisi Islam untuk menghadirkan peradaban dan masyarakat maju yang berasaskan ilmu serta menebar rahmat sebagaimana yang telah dibangun oleh para ulama Islam di masa awal seperti Al-Khawarizmi, Ibn Sina, Al-Jabbar, dan yang lainnya.

“Maka di bumi manapun Islam hadir, di Papua, di seluruh negeri di Indonesia tercinta bahkan di Eropa, Amerika dan lainnya, sejatinya Islam itu menebar rahmat bagi semesta alam,” ujar Haedar.

Di depan pemerintah kabupaten Timika, Haedar pada kesempatan itu juga menegaskan visi inklusif serta kultur taat asas Muhammadiyah dalam berjuang menerjemahkan nilai-nilai utama Islam di atas. Terlebih di wilayah yang plural seperti bumi Papua.

"Begitu juga nilai-nilai agama yang dihadirkan itu memang di satu pihak memberi peneguhan akidah dan ibadah, tapi kita juga menghormati agama dan kepercayaan saudara-saudara kita apapun agamanya dalam prinsip lakum dinukum waliyaddin, bagimu agamamu, bagiku agamaku,” terangnya.

Muhammadiyah dalam berjuang, kata Haedar mengutamakan kerja sama dengan semua pihak sembari berpedoman pada pemaknaan etis benar-salah, baik-buruk, pantas dan tidak pantas.

“Agama mengajarkan agar memperjuangkan kepentingan itu ambil yang benar dan jangan ambil yang salah. Ambil yang baik dan jangan ambil yang buruk. Ambil yang pantas, dan jauhi yang tidak pantas,” pesan Haedar.

Kata Haedar, sering ada penyalahgunaan dalam memperjuangkan kepentingan baik atas nama agama, tapi juga atas nama lain seperti ideologi, politik, dan kepentingan-kepentingan lain.

"Maka agama juga mengajarkan agar kita saling mengenal, saling bekerja sama dalam memperjuangkan itu agar tidak homo homini lupus. Manusia menjadi serigala bagi yang lain. Agar kita tidak memperjuangkan diri dan kelompok sendiri dengan merusak, menghancurkan kepentingan kelompok lain. Di situlah lahir konsep ukhuwah, konsep taaruf,” demikian tutup Haedar sepeti dilansir dari laman muhammadiyah.or.id.rajamedia

Komentar: