Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Calon Dewan

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Muhammadiyah-NU Dua Organiasi "Tengahan" Yang Menjaga Kedamaian Di Indonesia

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 14 Februari 2023 | 18:36 WIB
Share:
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005 – 2010, Sudibyo Markus (tengah) dianugrahi gelar Doktor Kehormatan dari UIN Sunan Kalijaga/Reori
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005 – 2010, Sudibyo Markus (tengah) dianugrahi gelar Doktor Kehormatan dari UIN Sunan Kalijaga/Reori

Raja Media (RM), Yogyakarta - Keberadaan Muhammadiyah dengan Katolik di Indonesia bagaikan warna pelangi yang indah dan menarik di Indonesia. Demikian juga posisi Muhammadiyah dengan Nadhlatul Ulama yang berperan sebagai organisasi tengahan, sekaligus dua organisasi besar Islam yang menjaga moderasi agama di Indonesia.

Begitu disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005 – 2010, Sudibyo Markus dalam penganugerahan gelar Doktor Kehormatan dari UIN Sunan Kalijaga pada, Senin (13/2).

Sudibyo Markus mendapat gelar Doktor kehormatan itu atas dedikasinya terhadap perdamaian dan moderasi agama yang digelutinya selama ini.

Diterangkan Sudibyo Markus, sebagai organisasi moderat atau tengahan yang mengedepankan gerakan amal nyata, Muhammadiyah menjaga perdamaian dan moderasi agama yang dibuktikan melalui pembangunan Amal Usaha  seperti di bidang kesehatan.

"Layanan ini bisa dinikmati pelayanannya oleh siapa saja, termasuk yang dari eksternal Muhammadiyah tanpa terkecuali," ujarnya.

Menurut Sudbyo, pandangan wasathiyah Islam yang dimiliki dan dikembangkan oleh Muhammadiyah dan NU berguna dalam menjaga kedamaian di Indonesia.

Pandangan tengahan tersebut juga direpresentasikan dalam Amal Usaha Muhammadiyah dan lembaga-lembaga pesantren yang didirikan oleh para Kiai NU.

Mengutip penelitian yang dilakukan para Indonesianis, Sudibyo Markus menyebut bahwa Muhammadiyah dan NU dengan pandangan moderat yang dimilikinya menjadikan dua organisasi ini sebagai pilar demokrasi yang berjalan di Indonesia.

"Muhammadiyah dan NU merupakan pilar proses demokrasi di Indonesia, saya pikir itu pendapat yang benar,” ujar Sudibyo.

Kata Sudibyo, meski tidak bisa tampak adanya perbedaan antar dua organisasi Islam ini, tapi keduanya saling mengisi dan menjalin kuat persaudaraan.

"Sebagaimana saudara, tentu tidak harus sama semua. Muhammadiyah dengan gerakan berkemajuan dan NU menjadi organisasi yang merawat tradisi Islam Nusantara yang didasari pada penguasaan kitab-kitab lama maupun Kitab Kuning," demikian Sudbyo Markus.

Sebagai informasi, Sudibyo Markus memperoleh penghargaan doktor kehormatan (honoris causa) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama dua tokoh lainnya, yaitu Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot M.C.C.Jrajamedia

Komentar: